Beranda | Artikel
Mukaddimah Kajian Kitab Talbis Iblis
Senin, 18 Januari 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Mukaddimah Kajian Kitab Talbis Iblis adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 05 Jumadil Akhir 1442 H / 18 Januari 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Mukaddimah Kajian Kitab Talbis Iblis

Pada kajian kali ini kita akan membahas sebuah buku yang berjudul Talbis Iblis yang ditulis oleh Jamaludin Abul Farj ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Muhammad Al-Baghdadi atau dikenal juga dengan sebutan Ibnul Jauzi. Ibnul Jauzi dilahirkan di Dar Al-Habib pada tahun 510 Hijriyah.

Karunia Allah berupa akal

Di mukaddimah, Ibnul Jauzi bercerita tentang akal yang merupakan nikmat terbesar yang dikaruniakan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia. Dengan akal ini manusia bisa mengenal Allah dan mengenal utusan-utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan membenarkan hujjah-hujjah yang mereka bawa. Sehingga manusia mengetahui apa yang diinginkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada manusia.

Hanya saja, ketika akal tidak mampu untuk menegakkan semua hal yang dikehendaki dari manusia, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengutus para Rasul membawa kitab-kitab suci untuk membimbing dan mengarahkan manusia kepada pencipta mereka.

Syariat ibarat matahari dan akal laksana mata. Ketika mata terbuka dan dalam keadaan normal, tentu ia akan dapat menyaksikan matahari yang terang benderang. Adapun kalau mata sakit, rabun atau bahkan buta, maka matahari seterang apapun, maka dia tidak akan bisa melihatnya.

Ini perumpamaan yang sangat indah terhadap orang-orang yang akal mereka seperti mata yang dapat melihat keindahan syariat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kirimkan bersama Nabi dan Rasul. Mereka melihat keindahan syariat itu dan mereka pun mengikuti dan melaksanakan.

Lain halnya dengan mata yang tidak dapat melihat terangnya sinar matahari. Ini seperti sebagian orang yang akalnya tidak berfungsi, sehingga dia tidak bisa melihat keindahan dan kebenaran syariat. Akal mereka buru-buru menolak dan menafikannya. Bahkan mencurigai syariat sebagai sebab kenikmatan hidup mereka terenggut. Karena banyak manusia-manusia yang menganggap bahwa syariat yang Allah turunkan kepada manusia menjadi beban, membuat mereka menjadi sulit. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan:

طه ﴿١﴾ مَا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىٰ ﴿٢﴾

Thaahaa, tidaklah Kami turunkan kepadamu (Hai Muhammad) Al-Qur’an untuk membuat kamu menjadi susah.” (QS. Tha Ha[20]: 1-2)

Artinya Islam yang Allah turunkan kepada manusia bukan untuk membuat hidup manusia menjadi susah. Tapi akal akan memandang itu sebagai suatu beban dan membuat hidup manusia menjadi susah ketika akal seperti mata yang rabun atau buta. Bagi akal yang sehat, dia akan melihat bahwa Islam itu akan memudahkan, menata dan membawa hidupnya kepada kehidupan yang terbaik.

إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ …

Sesungguhnya Al-Qur’an akan membimbing manusia kepada petunjuk yang paling lurus…” (QS. Al-Isra`[17]: 09)

Banyak pedoman-pedoman yang dibuat dan dianggap baik oleh manusia. Tapi pedoman Qur’an adalah yang paling lurus, yang paling bagus, yang paling benar, yang paling bermanfaat bagi manusia.

Demikianlah, ketika akal bisa berfungsi dengan baik, maka akal akan tunduk kepada syariat. Dia akan bisa melihat keindahan syariat itu, dia akan bisa melihat kebenaran yang ada di dalam syariat tersebut. Tapi ketika akal itu sakit, tidak dapat berfungsi dengan baik, maka syariat dianggap sebagai beban.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49656-mukaddimah-kajian-kitab-talbis-iblis/